Tips Mengerjakan Soal Tes Potensi Akademik (TPA)
10:35
1 Comment
Salam sukses untuk semuanya. Kali ini
saya ingin share tips dan trik mengerjakan soal Tes Potensi Akademik (TPA). TPA
ini secara umum sama semua, baik untuk SBMPTN, tes CPNS atau Psikotest, apalagi
dalam SBMPTN, TPA menempati urutan porsi teratas yaitu 30% dari seluruh soal.
TPA dibagi atas beberapa inti materi, yaitu:
Tes Potensi Akademik |
- Tes Analogi
- Tes Logika
- Tes Barisan
- Tes Aritmatika
- Tes Analisis
- Tes Spasial
1. Tes Analogi
Dalam test ini, anda dituntut untuk bisa
mengaitkan hubungan antar kata. Hubungan yang biasa keluar . Beberapa hubungan
yang sering keluar:
- Hubungan urutan: mana yang duluan dan
mana yang setelahnya. Contoh: KERING terjadi setelah LEMBAB,
GELAP terjadi setelah REMANG-REMANG
- Hubungan definisi: Diterangkan
menerangkan atau menerangkan diterangkan. Contoh: GURU
bekerja di SEKOLAH, PETANI bekerja di LADANG
- Hubungan ukuran. Contoh: SAMUDERA itu LAUT
yang luas, BENUA itu PULAU yang luas
- Hubungan golongan. Contoh: KUDA LAUT
itu bukan sejenis KUDA, CACING bukan sejenis BELUT
- Hubungan habitat. Contoh: IKAN hidupnya di
AIR, GAJAH hidup di DARAT
- Hubungan sebab akibat. Contoh: HAUS karena
kurang AIR, LAPAR karena kurang MAKAN
- Hubungan sifat. Contoh: MONTIR bekerja
dengan menggunakan alat OBENG, PETANI menggunakan CANGKUL
- Hubungan fungsi. Contoh: SENAPAN untuk
BERBURU, PERANGKAP untuk MENANGKAP
- Hubungan asosiasi. Contoh: Ada KULIT yang
disusun SISIK, ada ATAP yang disusun GENTENG
2. Tes Logika
Dalam test ini kita biasanya disuruh
mencari kesimpulan dari 2 premis yang di terangkan. Terkadang kita menggunakan
Logika Matematika untuk menyelesaikannya. Namun, saya pernah sekali
menemukan soal logika dalam TPA yang menurut saya bisa menggunakan Logika
Matematika. Namun setelah saya cek kuncinya, ternyata salah!. Ini
soalnya:
·
Jika laut pasang, dermaga tenggelam.
·
Jika dermaga tenggelam, sebagian kapal
tidak dapat merapat.
Maka kesimpulannya adalah? Nah disini
ada 2 jawaban yang menurut saya mungkin yaitu
C. Jika laut tidak pasang, semua kapal
dapat merapat
D. Jika laut tidak pasang, sebagian
kapal dapat merapat.
Saya menjawab C, karena saya pikir itu
adalah ingkaran dari kesimpulan “Jika laut pasang, sebagian kapal tidak dapat
merapat”. Sehingga ingkarannya “Jika laut tidak pasang, semua kapal dapat merapat.
Ternyata, ketika saya cek kunci
jawabannya yang benar adalah D. Dan setelah saya pikir lagi dan tanpa mengikuti
logika matematika, memang jawabannya adalah D.
Jadi, saran saya untuk mengerjakan rumus
Logika (Penarikan Rumus) ini adalah gunakan Diagram Venn. Udah tau kan diagram
Venn bagaimana?? Pelajaran kelas 7 SMP lho..
3. Tes Barisan
Ini adalah tes yang paling saya suka
dari semua TPA. Ya mencari angka selanjutnya dari suatu barisan!. Beberapa tipe
tes barisan yang sering keluar: (diambil dari Blog Pak Anang)
1. Barisan larik.
Barisan ini terdiri dari larik-larik
atau subderet yang memiliki pola konsisten untuk setiap suku pada masing-masing
larik. Suku berikutnya bisa diperoleh dengan selalu mengoperasikan suku
sebelumnya dengan bilangan yang sama, bisa dijumlahkan, dikurangi, dikalikan
atau dibagi bilangan yang sama.
Contoh: 1, 4, 2, 6, 3, 8, 4, 10, dst
adalah barisan 2 larik.
Terlihat barisan tersebut bisa kita
pecah menjadi 2 subderet, atau 2 larik, yaitu:
1, … ,2, … ,3, … ,4, … , dst dengan pola perubahan selalu ditambah dengan
1.
… ,4, … ,6, … ,8, … ,10, … , dst dengan pola perubahan selalu ditambah 2.
2. Barisan bertingkat.
Barisan bertingkat adalah salah satu
jenis barisan Aritmetika khusus dimana beda atau selisih antar suku barisan
sebenarnya tidak tetap. Akan tetapi selisih atau beda didapatkan dengan mencari
pola pada barisan yang dibentuk dari beda atau selisih barisan di atasnya.
Contoh:
9, 12, 17, 24, 33, 44, dst
Beda barisan tersebut adalah: +3, +5,
+7, +9, +11, dst
Nah ternyata beda pada barisan tersebut juga memiliki pola barisan lagi.
Misal selisih-selisih barisan tersebut jadikan barisan baru, maka akan menjadi
3, 5, 7, 9, 11, dst. Jadi bedanya tetap adalah 2. Beda tetap ini didapatkan
pada tingkat kedua. Jadi barisan tersebut dinamakan barisan aritmetika
bertingkat 2.
Secara simpel dan sederhana barisan
bertingkat ini selisihnya juga ikut berubah dengan mengoperasikannya dengan
sebuah bilangan tetap. Bisa selisihnya selalu bertambah, berkurang, atau
dikalikan dengan sebuah bilangan tetap.
Jadi barisan tersebut bedanya selalu
bertambah 2, yaitu +3, menjadi +7, menjadi +9, dst.
3. Barisan Fibonacci.
Barisan ini adalah barisan yang nilai
sukunya adalah jumlah dari dua suku sebelumnya. Suku pertama dan kedua adalah
nilai awal untuk barisan Fibonacci.
Contoh:
1, 4, 5, 9, 14, 23, dst.
Dimana,
1+4=5
4+5=9
5+9=14
9+14=23
dst…
4. Barisan Kombinasi.
Barisan ini adalah kombinasi dari ketiga
barisan yang telah disebut di atas.
Oh iya, untuk diingat bahwa pola bilangan bisa berupa penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, akar, kuadrat, ataupun gabungan dari operasi bilangan
tersebut.
4. Tes Aritmatika
Biasanya di dalam test ini disajikan
soal-soal matematika dasar, yang terlihat rumit namun sebenarnya mudah untuk
dikerjakan. Jangan takut dulu dengan perpangkatan, bilangan desimal, atau bukan
bilangan bulat, kerjakan dulu pasti nanti baru nyadar bahwa soalnya ga terlalu
rumit. Intinya untuk menghadapi tes ini perlu banyak latihan menghitung.
5. Tes Analisis
Soal-soal Analisis adalah soal yang
sangat memakan waktu, jadi disarankan untuk mengerjakan tipe soal seperti ini
belakangan saja. Di dalam soal ini biasanya kita diminta untuk mengurutkan
tempat duduk beberapa orang, atau menentukan peluang diterima beberapa orang
dalam suatu interview pekerjaan. Beberapa tipe soal tes Analisis yang sering
keluar: (diambil dari Blog Pak Anang lagi:)
1. Urutan
Tipe soal tentang urutan ini ada dua
jenis yaitu mengurutkan sebuah permasalahan berdasarkan kualitas maupun
kuantitas.
Urutan Kualitas
Secara umum, penyelesaian soal tipe urutan kualitas ini adalah dengan membuat
kemungkinan-kemungkinan dari soal dan memberikan tanda >, <, atau = pada
kualitas masalah yang dibicarakan. Sementara untuk soal tipe urutan kuantitas
terbilang cukup jelas dalam melihat urutannya dengan menentukan dulu nilai pada
tiap-tiap masalah yang diberikan.
Contoh:
A lebih tinggi dari D
D tidak lebih tinggi dari C
C lebih rendah dari B
Sehingga penyelesaiannya adalah A>D,
D<C dan C<B.
Maka kita bisa menyatukan ketiganya yaitu:
A>B
C>D
B>C
menjadi, A>B>C>D
Selesai.
Urutan Kuantitas
Untuk tipe soal mengurutkan kuantitas bisa dibilang lebih mudah, karena kita
harus menentukan dulu besar nilai dari masing-masing komponen masalah yang
diberikan pada soal. Lalu kita urutkan berdasarkan nilai-nilai tersebut.
Contoh:
Pada sebuah pertandingan sepakbola, empat tim A, B, C dan D bertemu sekali.
Tiap menang dapat nilai +3, seri +1 dan kalah 0.
Jika B seri dua kali, C menang sekali dan D selalu kalah, maka urutan tim dari
nilai terbaik adalah:
Tim (M, S, K)
A (2, 1, 0). Poin A = 2(3)+1(1)+0(0) = 6+1+0 = 7
B (1, 2, 0). Poin B = 1(3)+2(1)+0(0) = 3+2+0 = 5
C (1, 1, 1). Poin C = 1(3)+1(1)+1(0) = 3+1+0 = 4
D (0, 0, 3). Poin D = 0(3)+0(1)+3(0) = 0+0+0 = 0
Jadi A>B>C>D.
Selesai.
2. Kombinatorik.
Untuk tipe soal kombinatorik sangat
berkaitan dengan peluang dan frekuensi kemungkinan.
Tipe soal ini biasanya menyediakan
masalah berupa penyusunan jadwal, kemungkinan cara berpakaian, kemungkinan
posisi duduk, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa dikerjakan dengan
membuat tabel penyelesaian. Lalu meletakkan masing-masing komponen soal pada
tempat yang sesuai dengan yang disyaratkan soal.
3. Implikasi, hubungan antar syarat.
Tipe soal ini masih berkaitan dengan
kombinatorik dan probabilitas, namun lebih jelas penyelesaiannya menggunakan
aturan implikasi. Persyaratan jika maka ini sangat jelas terlihat pada soal.
Contoh:
Tiga orang datang ke kantin yang tersedia makanan bakso, soto dan bakmi.
Jika A makan bakso maka B makan mi.
B tidak makan bakso dan soto.
dst….
Cara menyelesaikannya secara mudah lihat
dulu pada jawaban yang tidak mungkin. Coret! Dan pilihlah jawaban yang sesuai
dengan syarat yang diberikan soal.
6. Tes Spasial
Jangan heran anda akan muter-muter
kepala karena mengerjakan tes Spasial ini. Biasanya dalam tes Spasial ini, kita
diminta untuk mencari satu gambar yang berbeda dengan gambar lainnya. Berikut
ini tips mengerjakan Tes Spasial (dari aimprof08.wordpress.com)
1. Pada tes mengelompokkan bentuk, Anda
harus mencari gambar yang beda polanya meski semua gambar terlihat mirip. Anda
dapat mencoba memutar gambar tersebut searah jarum jam atau berlawanan. Jika
menemukan gambar yang tidak sesuai dengan percobaan yang Anda lakukan, maka
gambar tersebut bukan mengikuti kelompok gambar.
2. Pada tes menyusun bentuk, Anda harus
berusaha untuk membayangkan jaring-jaring bangun datar yang disediakan pada
soal bila dibentuk menjadi bangun ruang. Hal yang perlu Anda cermati adalah
ketepatan dalam memvisualisasikan bentuk gambar dalam bentuk bangun ruang.
3. Pada tes bayangan cermin, Anda dapat
menganalisa kira-kira bayanngan yang terbentuk jika gambar pada soal Anda
cerminkan Anda dapat membayangkan bayangan benda yang terbentuk seperti halnya
ketika Anda ada di depan cermin.
4. Pada tes gambar umum, banyak hal yang
dapat dilakukan. Pada tes ini, Anda harus mencermati dulu perintah soal. Jika
soal menghendaki Anda untuk mencari sebuah gambar berdasarkan pola yang
terbentuk maka Anda haurs menentukan pola gambar yang ada. Jika diminta untuk
mencari bangun paling belakang dari susunan beberapa bangun, maka Anda dapat
menguraikannya satu per satu. Cara menguraikannya dapat dilakukan dengan
menggambarkannya dikertas coretan, atau menentukan secara analitas gambar yang
disusun.
Nah demikian beberapa tips mengerjakan
soal TPA sesuai dengan Tes yang disajikan. Semoga bermanfaat bagi yang ingin
mengikuti tes SBMPTN, CPNS, LIPI dll. Doakan saya sehat selalu dan bisa masuk
PTN ya!!
Search Results:
- rumus tes logika
- cara menjawab tes logika formil
- tips mengerjakan soal tpa
- cara mengerjakan soal premis
- rumus logika formil
- rumus analogi
- rumus tes logika formil
- Trik mengerjakan soal tpa
- contoh soal tes cpns dan penyelesaiannya
- cara mengerjakan soal logika
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete