Biarkanlah Masa Depan Datang Sendiri
23:56
Add Comment
» "Biarkanlah Masa
Depan Datang Sendiri" «
Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum
pernah terjadi! Apakah kita mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya
dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu
yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud dan tidak memiliki rasa dan
warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok,
memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpa, mencemaskan kesialan-kesialan
yang akan ada padanya dan meramalkan bencana-bencana yang bakal terjadi
didalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya
atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenengan atau
kesedihan?
Allah Ta'ala berfirman:
"Telah pasti datangnya ketetapan Allah,
maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya." (QS. An-Nahl
:1)
Yang jelas, hari esok masih ada dalam gaib dan
belum turun kebumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyebrangi sebuah jembatan
sebelum sampai diantaranya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau
tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita terhenti jalan kita sebelum sampai
kejembatan itu, atau mungkin juga jembatan itu terhanyut terbawa arus terlebih
dahulu sebelum kita sampai diatasnya. Bisa jadi pula kita bisa sampai kejembatan
itu dan kemudian menyebranginya. Benar bahwa Allahlah yang menentukan segala
sesuatunya yang bakalan terjadi di alam semesta ini.
Dalam Syariat, memberi kesempatan kepada pikiran
untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib dan kemudian terhanyut
dlam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak
benar. Pasalnya, hal itu termasuk thukul amal (angan-angan yang terlalu jauh).
Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan
berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia didunia
ini justru banyak termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan,
wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal,
semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di
"sekolah-sekolah setan".
Allah Ta'ala berfirman:
"Setan menjajikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedangkan Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia." (QS. Al-Baqarah:
268)
Mereka yang menangis sedih menatap masa depan
adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama
setahun dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal,
orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di "genggaman yang lain"
tentu tidak akan mengandaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang
tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan
sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.
Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya.
Jangan pernah menanyaan beritanya dan jangan pula pernah menanti serangan
petakanya. Sebab, hari ini kita sudah sibuk.
Jika kita heran, maka lebih mengherankan lagi
orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari
terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Karenanya, hindarikah
angan-angan yang sangat berlebihan dan terus bersyukur atas nikmat-Nya.
Wallahu A'alam Bish-shaawab.
0 Response to "Biarkanlah Masa Depan Datang Sendiri"
Post a Comment